Kuceritakan Hari Ini

Oleh : rudiwd    2020-05-03 09:05:00   865
Share :

Kuceritakan Hari Ini

Kalian pasti masih ingat saat bagaimana datang kesekolah ini untuk pertama kali, mengenakan seragam SMP ataupun MTs, sendiri maupun diantar oleh orangtua dan saudara membawa seperangkat berkas pendaftaran. Bertemu dengan bapak ibu guru petugas pendaftaran siswa baru, menyambut dengan hangat dan penuh kedekatan. “Selamat datang di SMK Muhammadiyah Kajen”, seorang dalam microphone dengan suara biasa di sekolah luar biasa. Sekolah yang dikenal besar dengan kualitas pendidikan karakter, pendidikan islami. Sekolah kejuruan yang bertahun-tahun luluskan alumni hebat bekerja di perusahaan-perusahaan ternama.

Kalian pasti masih ingat saat menginjakan kaki untuk pertama kali di bumi perkemahan Lambanggelun, Paninggaran. Sebuah tempat jauh, sebuah desa yang berudara dingin namun dengan masyarakat yang hangat berjarak satu jam dari kota. Sebuah momen istimewa, kawah candra dimuka, pembentukan karakter, pesta penyambutan. Kemah Bakti IPM.

Kalian pasti masih ingat saat panas terik dihari Jumat, kenakan baju taqwa berjejer ditengah lapangan sepakbola beralaskan tikar, terpal, dan MMT seadanya, khidmat pula meringis menahan panasnya siang bolong mendengarkan khotib menyampaikan khutbah. Salat Jumat pertama seumur hidup ditengah lapangan beratapkan langit. Allah maha besar.

Kalian pasti masih ingat saat hari mulai redup, menjemput gelap dilereng gunung desa Panumbangan. Semilir angin malam mendesit disela-sela pohon pinus, dingin sekali. Adzan berkumandang, tandanya maghrib telah tiba, semua bergegas menuju tengah lapangan menunggu iqamah dikumandangkan, seorang imam telah siap. “allahuakbar, allahuakbar laillahaillallah,”  jamaah berdiri. Salat maghrib berjamaah ditengah hutan yang sepi dari kota dan hingar bingar sentra kuliner kota, atau kedai kopi berbungkus cup plastik.

Kalian pasti masih ingat saat dini hari dibangunkan dengan nada yang keras, menghentak dan mengagetkan tidur yang tak nyenyak, berselimutkan dingin dalam tenda sederhana dengan lampu redup yang serba tampak samar dalam pandangan. Menahan kantuk setengah mati, bergegas menuju tempat wudhu ditepi sungai yang licin, air yang dingin menggigit, sandal yang basah, semua telah bersiap melaksanakan salat malam. Alunan ayat suci surat pendek pada Juz 30, suara Pak Yogi yang indah itu mengantarkan ritual salat malam dalam posisi berserah diri kepada sang maha pencipta. Runtuhkan semua kesombongan diri dan dunia yang melalaikan, bersama SMK Muhamka, kalian belajar budaya islami.

Kalian pasti ingat saat pak Miftah ayunkan tongkat sakti untuk kondisikan keadaan agar proses wudhu lebih cepat, karena salat dhuhur berjamaah akan segera ditegakan. Pak Andriva sibuk atur sirkulasi lebih dari 1000 kepala, “Kalian wudhu dimasjid, kelas X di SMK saja!”. Kalian berlarian ingin segera tiba dilokasi wudhu, atau dua hingga tiga set bagi yang paling akhir. Kalian dipuji-puji karena ketertibannya, berseragam rapi, salat khusyuk dan berdoa menirukan.

Kalian pasti ingat saat hari ahad pada setiap awal bulan, diminggu pertama. Sebelum subuh bergegas menuju masjid Khuzaemah berjarak satu hingga lima belas kilo meter, Gerakan Semangat Subuh!. Apa yang tidak mungkin, selama sungguh-sungguh maka Allah akan mudahkan langkah menjemput pahala, bersama-sama dengan teman-teman semua, makan megono bersama bapak ibu guru mendampingi, tidak lupa selfie-selfie setelah itu. Jengkel pada awalnya, bersyukur pada akhirnya, kalian akan merindukannya.

Kalian pasti ingat saat bagaimana awal Februari lalu, dulu salat tahajud dilapangan belum banyak teman saling mengenal hanya satu dua. Sekarang kalian akan mengulangi masa indah itu disini, di Khuzaemah di SMK Muhamka, bukan ditenda rapuh yang ditembus dinginnya Panumbangan. Tetapi diruang-ruang kelas, Sukses UN Salat Tahajud.

Meski tanpa perayaan suka cita duka cita pelepasan, peristiwa panjang selama di jalan Pahlawan akan selalu menjadi kenangan indah tak terlupakan. Salam Muhamka, apakabar kalian hari ini?. (rwd)