Pengumuman Kelulusan Bersama - SMK Muhammadiyah Kajen

Pengumuman Kelulusan Bersama

Oleh : admin    2013-10-14 23:41:47   1793

Ir. Dulsukur I Waka Kesiswaan SMK Muhammadiyah Kajen-Pekalongan

Tiap pengumuman kelulusan SMA/SMK atau SMP/MTs bahkan SD selalu disambut pawai sepeda motor plus aksi corat coret baju. Seperti sabtu 26 Mei lalu saat pengumuman kelulusan SMA/SMK, menjadi pemandangan umum ratusan sepeda motor berpawai di jalan raya terjadi di semua daerah. Dengan gaya ala pembalap mereka bersepeda motor sambil mempertontonkan aneka tingkah kelewatan, seperti aksi corat coret baju, menari di keramaian jalan raya, memilok rambut dan lainnya. Setelah mengelilingi kota, pawai sepeda motor umumnya menuju tempat rekreasi, semisal pantai dan tak jarang diantara mereka berpesta miras.


Kontras saat para pelajar itu akan menghadapi UN yang diwarnai doa dan suasana religius lainnya. Kenapa para pelajar itu tidak ingat saat itu. Jika para pelajar itu mau sujud sukur atas kesuksesan UN dan dinyatakan lulus tentu lebih bermakna. Tetapi itu tidak dilakukan. Sebaliknya pada saat doa terkabul mereka malah melupakan Allah dengan melakukan perbuatan mubazir dan merugikan diri sendiri dan orang lain. Bukan tidak mungkin saat pawai, terjadi kecelakaan yang dapat merenggut jiwa sendiri maupun orang lain.


Momen kelulusan saat ini memang sudah identik dengan pawai dan aksi corat caret, ibarat barang aksi negatif itu sudah menjadi” Merk” momen yang semestinya diwarnai hal-hal positif sebagai manifestasi dari hasil belajar yang dilakoni siswa selama ini. Karena sudah menjadi merk bukan mustahil nantinya menjadi budaya. Sebuah budaya yang melegalkan pelanggaran lalu lintas dan tindakan negatif lainnya. Budaya itu nantinya akan diwariskan atau ditiru oleh siswa-siswi lainnya yang saat ini masih menjadi adik kelasnya. Dan hal ini seharusnya dapat dicegah. Jangan sampai dunia pendidikan melahirkan budaya yang tidak sejalan dengan misi dunia pendidikan.


Sebenarnya sudah ada larangan atau himbauan oleh kepolisian, sekolah dan pemerintah setempat agar saat kelulusan tidak ada pawai dan aksi corat coret baju. Nyatanya himbauan /larangan tersebut tidak dapat mencegah aksi corat coret dan pawai. Buktinya saat pengumumanSabtu 26 Mei lalu apa yang sudah dilarang itu terjadilah. Muncul pemikiran penulis apakah tidak sebaiknya aksi siswa tersebut diakomodasikan oleh pemerintah setempat dan jajaran sekolah sehingga siswa dapat mengekspresikan kegembiraan saat lulus ujian dengan bimbingan guru dan pihak terkait lainnya. Sehingga aksi siswa tidak liar dengan segala dampak negatifnya.


Bentuknya misalnya dengan membuat acara bertajuk” Pengumuman Lulus Bersama Bupati” di alun-alun setempat yang dapat diikuti seluruh siswa siswi SMK/SMA di seluruh kabupaten. Pengumuman kelulusan dengan menggunakan media online atau website. Dalam acara tersebut disediakan layar lebar yang dapat mengakses pengumuman kelulusan dari semua SMK/SMA melalui media online. Sehingga semua siswa dapat melihat hasil pengumuman kelulusan lewat monitor tersebut. Acara itu sebaiknya diselenggarakan Pemda setempat melibatkan Bupati/Walikota dan jajarannya, kepolisisan, guru/sekolah, masyarakat dan orang tua Dalam Acara tersebut Bupati dan jajaran Dikbud menyerahkan hadiah bagi siswa dan sekolah berprestasi.

Dalam acara itu juga disediakan arena musik/hiburan mendidik lainnya yang diisi oleh para siswa yang baru lulus itu. Sehingga para siswa dapat mengekspresikan luapan jiwanya dengan bermain musik atau hiburan lainnya sesuai bakat siswa. Dalam kegiatan itu juga diadakan kegiatan pengumpulan pakaian pantas pakai untuk menampung pakaian sekolah para siswa yang sudah lulus itu dan menyalurkan ke panti asuhan misalnya. Siswa yang ingin corat coret diberi ruang dengan mengadakan lomba lukis sehingga aksi siswa akan menghasilkan karya seni. Siswa yang ingin kebut-kebutan dapat saja diberi ruang gerak mengikuti lomba motor ATV yang bisa lebih dikondisikan ketimbang kebut-kebutan liar di jalanan.


Diadakan job fair bagi lulusan SMK yang akan mencari kerja atau layanan informasi perguruan tinggi untuk siswa SMA yang akan melanjutkan pendidikan dan bimbingan usaha dengan mendatangkan pelaku usaha. Jangan lupa dalam acara itu juga diadakan sujud sukur, siraman rohani dan motivasi bagi siswa yang belum berhasil lulus. Sehingga semua dapat mengekspresikan kegembiraan dengan positif. Dan jika itu dapat terwujud masyarakat lainnya akan ikut merasakan manfaatnya. Misalnya para pedagang ikut berjualan dalam acara tersebut sehingga ikut menambah penghasilan.Kegiatan serupa dapat dilakukan di tingkat kecamatan pada saat kelulusan SMP/MTs dan SD/MI dengan acara yang disesuaikan kebutuhan anak SMP/MTs dan SD/MI.