Kenali Ciri Pemakai Narkoba - SMK Muhammadiyah Kajen

Kenali Ciri Pemakai Narkoba

Oleh : admin    2013-10-14 23:56:40   2031

Saat ini, narkoba makin mendekati siswa. Siswa hidup di tiga lingkungan : rumah, pergaulan, dan sekolah. Yang paling berpengaruh adalah lingkungan sekolah, karena mereka mengenal pergaulan.


Guru perlu mengenali ciri-ciri anak dalam pengaruh narkoba. Kuncinya adalah mengenal karakter anak, dan mengenali perubahan kebiasaannya. 

Menurut Fabiola Priscilla, M. Psi, psikolog anak, tanda fisik pemakai narkoba adl :

 

  1. Saat ini, narkoba makin mendekati siswa. Siswa hidup di tiga lingkungan : rumah, pergaulan, dan sekolah. Yang paling berpengaruh adalah lingkungan sekolah, karena mereka mengenal pergaulan.


Guru perlu mengenali ciri-ciri anak dalam pengaruh narkoba. Kuncinya adalah mengenal karakter anak, dan mengenali perubahan kebiasaannya. 

 

Menurut Fabiola Priscilla, M. Psi, psikolog anak, tanda fisik pemakai narkoba adl :

  1. Mata si anak berwarna merah, meski sudah diobati, tetap merah
  2. Sering mengantuk, padahal tidurnya cukup.
  3. Kulit berwarna pucat.
  4. Pola bicara sering kacau.
  5. Penggunaan kata tidak pas.
  6. Keseimbangan tubuh kacau.
  7. Jika diminta lari di tempat, gerakannya tidak terkontrol.

 

Sedangkan dari perilaku pemakai narkoba bisa dideteksi dari :

  1. Kebiasaan berubah, tadinya suka makan, kini jadi jarang makan.
  2. Malas mandi, malas menyisir rambut, jadi tidak peduli pada penampilan, sebelumnya tidak begitu.
  3. Reaksi berlebihan, jika ditegur sedikit, bisa langsung meledak-ledak.
  4. Sering murung tidak jelas.
  5. Komunikasi juka makin berkurang.

Jika mendapati anak demikian,

  1. Mulailah memeriksa tas sekolah saat di sekolah (guru sidak).
  2. Mulailah memeriksa tas sekolah dan kamar anak saat dia sekolah (orang tua)
  3. Cari tahu, apakah ada yang aneh, misalnya kapsul, tablet, kertas untuk melinting, pipa, dan lain-lain (bendaa berkaitan pengguna narkoba).

Jika anak terbukti memakai narkoba, jangan panik

  1. Coba terbuka, dan tanyakan pada anak dengan tenang, misalnya, "Kayaknya saya (guru/bk) merasa kamu belakangan ini beda. Kamu merasa juga nggak?"
  2. Jangan langsung menuduh, gali informasi, dari mana dia mendapatkannya
  3. Jika dia mengakui, usahakan direspons setenang mungkin, meskipun dada bergemuruh.
  4. Katakan, "Saat ini, bapak/ibu tidak percaya, dong, sama kamu. Tapi, bapak/ibu bisa, kok, percaya kamu lagi, asalkan…,"
  5. Kalau sudah begini, anak memerlukan bantuan profesional, psikiater, atau psikolog.

6.     Tetaplah optimistis bahwa setiap masalah ada solusi. Arif Rosyid